Iran Belum Buat Keputusan untuk Mulai Lagi Perundingan Nuklir dengan AS
Hingga saat ini, Iran menegaskan bahwa mereka belum mengambil keputusan apa pun terkait dimulainya kembali perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini menepis berbagai spekulasi yang berkembang di dunia internasional mengenai kemungkinan kembalinya kedua negara ke meja perundingan dalam waktu dekat.
Sikap Iran ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah, terutama setelah serangkaian insiden yang melibatkan fasilitas nuklir Iran dan dukungan terbuka AS terhadap tindakan-tindakan militer Israel.
Latar Belakang Ketegangan
Hubungan antara Iran dan AS terkait isu nuklir sudah lama diwarnai pasang surut. Setelah AS menarik diri secara sepihak dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015 (Joint Comprehensive Plan of Action / JCPOA) pada masa pemerintahan Donald Trump, kedua negara belum berhasil kembali menemukan jalan tengah.
Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan ini selalu terganjal sejumlah isu, mulai dari sanksi ekonomi terhadap Iran, aktivitas pengayaan uranium Iran yang meningkat, hingga dinamika geopolitik yang semakin memanas.
Pernyataan Resmi Iran
Kementerian Luar Negeri Iran melalui juru bicaranya menyebut bahwa belum ada keputusan resmi dari pemerintah untuk memulai kembali perundingan dengan AS. Iran menilai kondisi saat ini belum kondusif untuk dialog, terutama selama AS tetap mendukung agresi Israel terhadap fasilitas penting milik Iran.
“Perundingan hanya akan bermakna jika ada itikad baik dan penghentian segala bentuk permusuhan terhadap Iran,” tegas seorang pejabat tinggi Iran dalam pernyataan kepada media.
Posisi AS dan Upaya Eropa
Di sisi lain, pemerintah AS menyatakan kesiapan mereka untuk kembali berdialog jika Iran bersedia membuka pintu perundingan. Sementara itu, Uni Eropa berusaha mengambil peran sebagai mediator dengan menggelar berbagai pertemuan diplomatik untuk menjembatani kedua pihak.
Namun hingga kini, langkah Eropa belum menunjukkan hasil yang signifikan. Iran bersikeras bahwa dialog tidak akan dimulai sebelum ada perubahan nyata dalam sikap AS, khususnya terkait sanksi dan dukungan militer terhadap Israel.

Baca juga: Putusan Kasus Korupsi TWP AD: Agustinus Soegih Divonis 14 Tahun Penjara, Tafieldi Nevawan 7 Tahun
Apa Itu Perundingan Nuklir yang Dimaksud?
Perundingan nuklir Iran-AS terutama berfokus pada pembatasan program nuklir Iran agar tidak berkembang menjadi program senjata nuklir. Sebagai imbalannya, Iran akan memperoleh keringanan sanksi ekonomi yang selama ini sangat memberatkan kehidupan rakyatnya.
Namun, Iran menegaskan program nuklir mereka murni untuk tujuan damai, seperti pembangkit listrik dan penelitian medis.
Dampak bagi Kawasan dan Dunia
Belum adanya keputusan untuk kembali berunding membuat situasi kawasan Timur Tengah tetap tegang. Tanpa dialog, kekhawatiran akan terjadinya eskalasi militer, baik antara Iran dan AS, maupun Iran dan Israel, semakin besar.
Selain itu, ketidakpastian ini berdampak pada stabilitas ekonomi global, terutama harga minyak, karena Iran adalah salah satu negara produsen minyak utama di dunia.
Harapan ke Depan
Banyak pihak berharap Iran dan AS pada akhirnya dapat menemukan titik temu untuk memulai kembali perundingan. Dialog diharapkan menjadi jalan damai untuk menghindari konflik terbuka yang hanya akan membawa penderitaan bagi rakyat kedua negara dan mengancam perdamaian dunia.