, ,

Kakek di Wonokromo Surabaya Diduga Lecehkan 4 Bocah Perempuan, Polisi Beber Motif Pelaku

oleh -196 Dilihat

Surabaya – Warga Kelurahan Wonokromo, Surabaya, digegerkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang pria lanjut usia. Kakek berusia sekitar 65 tahun itu dilaporkan telah melakukan tindakan tidak senonoh terhadap empat bocah perempuan di lingkungan tempat tinggalnya. Kasus ini kini tengah ditangani secara serius oleh Polrestabes Surabaya.

Kronologi Terungkapnya Kasus

Kasus ini mencuat setelah salah satu korban menceritakan pengalaman traumatisnya kepada orang tua. Merasa curiga, pihak keluarga segera melapor ke pihak kepolisian dan melakukan pendalaman terhadap keterangan anak. Hasil penyelidikan sementara mengindikasikan bahwa korban tidak hanya satu, melainkan ada tiga bocah lain yang mengalami perlakuan serupa dari pelaku.

“Dari laporan yang masuk, ada empat anak yang menjadi korban. Mereka masih berusia di bawah 12 tahun,” ungkap Kapolsek Wonokromo, AKP (nama fiktif untuk narasi), saat ditemui awak media.

Modus dan Motif Pelaku

Polisi mengungkapkan bahwa pelaku menggunakan modus membujuk para korban dengan iming-iming uang jajan dan makanan ringan. Anak-anak yang masih polos tak menyadari niat buruk pelaku hingga akhirnya menjadi korban.

“Motifnya murni kelainan seksual. Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku mengaku merasa mendapat ‘kepuasan’ dengan melakukan perbuatan itu. Tidak ada motif dendam ataupun ekonomi,” tegas Kapolsek.

Wonokromo
Wonokromo

Baca juga: Optimalisasi Pendapatan, Pemkot Surabaya Lakukan Digitalisasi Aset Senilai Rp55 Triliun

Respon Polisi dan Proses Hukum

Saat ini pelaku sudah diamankan dan ditahan di Mapolsek Wonokromo untuk proses hukum lebih lanjut. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Penyidik juga berencana melakukan pemeriksaan psikologis terhadap pelaku guna mengetahui kondisi kejiwaannya. Di sisi lain, korban akan mendapatkan pendampingan psikologis agar dapat pulih dari trauma yang dialami.

Trauma Mendalam bagi Korban

Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam di masyarakat. Orang tua korban mengaku sangat terpukul dan berharap hukum bisa memberi keadilan. “Kami hanya ingin pelaku dihukum seberat-beratnya. Anak-anak kami butuh waktu untuk sembuh dari rasa takut,” ucap salah satu orang tua korban dengan nada penuh haru.

Antisipasi dan Imbauan Polisi

Polisi mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, agar lebih waspada dan mengawasi anak-anak saat bermain di lingkungan sekitar. “Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Jangan sampai anak-anak bermain tanpa pengawasan, apalagi dengan orang yang baru dikenal sekalipun tetangga dekat,” jelas Kapolsek.

Suara Masyarakat dan Tokoh Lingkungan

Sejumlah tokoh masyarakat setempat mengecam keras perbuatan pelaku dan meminta aparat penegak hukum bertindak tegas. Mereka juga mendorong adanya program penyuluhan rutin terkait perlindungan anak di tingkat RT/RW agar kasus serupa bisa dicegah di kemudian hari.

“Ini peringatan keras bahwa kejahatan bisa datang dari siapa saja, bahkan dari orang yang kita kenal. Kita harus lebih peduli menjaga anak-anak di sekitar kita,” kata Ketua RT setempat.

Kasus ini kini terus mendapat perhatian publik. Masyarakat berharap proses hukum berjalan transparan dan adil, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat perlindungan anak di Surabaya maupun daerah lain di Indonesia.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.